Tuesday, October 13, 2009

the lagoz

Pulang kantor Sabtu kemaren, I went to the Lagoz, a homy gym and coffee shop located on MTC Soekarno-Hatta. Lagoz diambil dari kata Lagos, kota terbesar milik Inggris di Nigeria dan merupakan ibukota Nigeria hingga tahun 1991. Pada abad pertengahan kota ini merupakan pasar budak yang penting , dan merupakan ujung jalur kereta api yang menghubungkan kota ini dengan daerah pedalaman. Setahu saya Lagos adalah kota pengekspor minyak kelapa sawit dan kacang tanah, tapi mungkin juga pengekspor kopi dengan sumber daya manusia yang kekar dengan perut yang six packs, makanya Lagos dijadikan nama Gym dan Coffee Shop, hehehe.. analisanya ‘asal’ banget yah…



Instrukturnya ramah dan lumayan hensem kata Ratih sih… ah mudah2an si instruktur ga baca blog ini deh, tar dia ke-GR-an. As beginners, we walked on the treadmill first, lalu maen sepeda statis, stepping, dan dilanjutkan dengan latihan2 lain yang diperuntukkan untuk beginners. Saya dan Ratih ‘niat’ banget mo excercise, ga peduli Bu Ike dan Bu Irma ga jadi ikutan latihan. Ibu-ibu itu baju dan sepatu olah raganya ketinggalan, jadi rencana mereka untuk latihan canceled sampai Sabtu depan. Bu Irma ikutan ke The Lagoz, tapi ga ikutan latihan, dia cuma mondar-mandir ga jelas ngetawain saya dan Ratih yang seems so excited. Pada akhirnya, dia melihat sesuatu yang menarik dari jendela gym yang terletak di second floor itu: a beauty salon. Dengan senyum bahagia Bu Irma pamit untuk creambath dan pijat refleksi sambil menunggu kami di salon itu.


Kami berdua melanjutkan latihan dengan si instruktur ramah itu. Lima belas menit di alat ini, lalu lima belas menit di alat yang lain. Menyenangkan, tapi buat yang ga pernah latihan kayak kami ini sih rasanya seperti penganiayaan. Ratih mulai feel like home dan dengan pedenya dia berkata akan kembali lagi ke tempat ini Minggu pagi. Dalam hati saya hanya mengakui kalau niatnya Ratih emang huebad buanged, karena detik2 latihan itu sepertinya berjalan sangat lambat dan badan rasanya mulai cenut-cenut. Instruktur hensem itu menyarankan agar kami mengajak teman untuk latihan, karena dengan adanya teman2 maka latihan akan terasa menyenangkan. Katanya we have to make it fun and make target to get a great bodyshape selain rajin latihan dan menjaga pola makan.


Pagi ini Ratih menelepon saya untuk menanyakan kabar. Kami pun akhirnya saling bercerita bahwa malam Minggu ga bisa tidur dan Minggu pagi ga bisa bangun. Sumpah pegelnya bukan main, dan masih terasa sampai pagi ini. Tapi pegel-pegel ini ga menyebabkan kami hilang niatan untuk do excercise lagi Sabtu nanti. Kami berdua telah menggalang persatuan dan kesatuan dengan tertariknya Bu Ike, Bu Irma dan Bu Iim untuk ikutan latihan. Untuk mendapatkan tubuh yang sehat dan singset memang perlu pengorbanan tanpa perlu merasa berkorban.

No comments:

Post a Comment