Friday, July 31, 2015

The Urban Mama Breastfeeding Month 2015



Dalam rangka menyambut penyelenggaraan Pekan Air Susu Ibu (ASI) se-Dunia (World Breastfeeding Week) yang dirayakan lebih dari 120 negara, Indonesia mengadakan bulan ASI Nasional selama bulan Agustus. UNICEF menyelenggarakan Pekan ASI se-Dunia pada minggu pertama bulan Agustus, sementara Indonesia akan menyelenggarakan bulan ASI Nasional selama bulan Agustus.

Tahun ini, The Urban Mama kembali mengadakan TUM Breastfeeding Month dalam rangka mendukung World Breastfeeding Week. Selama bulan Agustus, semua tentang breastfeeding akan menjadi tema besar di TUM.

TUM Breastfeeding Month 2015 mendukung tema WBW 2015 yaitu Breastfeeding and Work, Let’s Make It Work! Untuk menyukseskan campaign tersebut The Urban Mama mengajak para mama yang bekerja dan memiliki kegiatan di luar rumah untuk tetap semangat berjuang dan bisa sukses memberikan ASI Eksklusif untuk buah hati.

Ada dua nara sumber yang akan hadir di TUM Breastfeeding Month yaitu para #TUMExpert Anna Surti Ariani dan Fatimah Berliana Monika.

Anna Surti Ariani yang lebih akrab dipanggil Nina, adalah psikolog yang memiliki minat besar terhadap dunia keluarga. Meraih gelar Sarjana Psikologi dari Universitas Indonesia pada tahun 1999 dan lulus sebagai Psikolog melalui Program Pendidikan Profesi Psikolog UI tahun 2001 dan kembali menuntaskanProgram Magister Ilmu Psikologi Peminatan Psikologi Perkembangan di tahun 2011 di Universitas Indonesia

Fatimah Berliana Monika adalah Konselor Laktasi dan La Leche League (LLL) Leader of Rochester South NY, US. Lulusan S1 Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan ITB dan S2 Magister Manajemen Universitas Indonesia, yang merupakan penulis Buku Pintar ASI dan Menyusui adalah #TUMExpert yang rutin menulis artikel mengenai breastfeeding di TUM.
Mama Nina akan membahas ‘Sukses Menyusui Dengan Trik-trik Psikologis.’
Mama Monik akan memberikan ‘Tips dan Trik Sukses Memerah dan Ruang Laktasi’.
Catat waktu dan tempatnya ya:
Sabtu, 8 Agustus 2015
Pukul 10.00 - Selesai
Landmark Tower
Jl. Jenderal Sudirman No.1, Jakarta, DKI Jakarta 12190, Indonesia
HARGA TIKET MASUK
Rp. 100.000,- (Single)
Rp. 150.000,- (Couple)

Silakan registrasi di sini. Terima kasih atas supportnya ya! :)

Sunday, July 05, 2015

Menikmati Berhijab

Papa and Mamah Duedueh by Enzo



Nggak terasa ya, Bulan Ramadhan sudah hampir berakhir.  Walaupun anak-anak libur sekolah, rasanya kegiatan justru lebih padat. Banyak keberkahan untuk saya di Ramadhan kali ini. Alhamdulillah. Salah satu ciri khas Ramadhan beberapa tahun belakangan ini adalah semakin banyak sahabat dan keluarga muslimah yang mulai berhijab. Entah kenapa, setiap ada sahabat atau keluarga muslimah yang berhijab, saya ikut senang dan terharu. Sama seperti melihat orang lain menikah atau melahirkan. Keputusan berhijab bagi saya adalah keputusan besar dalam memulai hidup baru penuh harapan, yang pantas untuk disyukuri.



Terlepas dari segala issue tentang hijab, bagi saya inti berhijab adalah ikhtiar untuk memperbaiki diri. Berhijab adalah awal kebaikan. Saya ingat, awal saya berhijab adalah karena “dipaksa” oleh Bapak dan Ibu (dan saya sangat bersyukur karena telah dipaksa sedemikian rupa hingga saya mau berhijab sampai saat ini) sejak saya mendapat haid usia SMP dulu. Mulai belajar berhijab saat kuliahpun, saya masih merasa terpaksa dan bersungut-sungut – walaupun tetap mengenakannya. Masalahnya, untuk berhijab saat itu, saya nggak punya teman sepermainan. Ada yang berhijab, tapi nggak banyak dan hubungannya nggak terlalu dekat. Bahkan alm. Ibu pun baru saja berhijab. Diantara teman-teman se-geng, cuma saya yang berhijab. Koleksi pakaian dan asesoris hijab pun minim banget nggak seperti sekarang. Dan saat itu belum ada social media, apalagi online shop seperti saat ini. Berbelanja hijab dan asesorisnya harus ke Pasar Baru. Mendapat pakaian dengan model dan bahan yang sesuai juga untung-untungan. Kalau nggak dapat, terpaksa membeli bahan kain dan menjahit sendiri. Ibu, suka sekali menjahitkan baju muslim untuk saya. Belakangan, jahitan Ibu lama sekali selesainya, dan ujungnya saya keburu ilfeel J Mencari penjahit yang cocok juga nggak mudah kan, beberapa kali try and error dalam pencarian penjahit. Sampai akhirnya ketemu 2-3 penjahit yang cocok. Kesimpulannya, berhijab saat itu perjuangannya lebih berat dan jadinya terasa kurang menyenangkan.

The Urban Muslimah
Saat di kantor dulu, hanya saya sendiri yang berhijab. Tapi seiring berkembangnya teknologi, berhijab menjadi semakin mudah dan menyenangkan. Setiap Ramadhan, selalu saja bertambah 2-3 orang sahabat dan keluarga muslimah yang memutuskan untuk berhijab. Kalau diingat-ingat, dulu hanya saya sendiri yang berhijab di antara teman-teman, sekarang kalau ada acara keluarga atau acara buka puasa bersama dengan teman-teman, sudah hampir seluruhnya berhijab. Paling ada 1-2 orang yang belum berhijab. Ya, belum berhijab. Tapi saya selalu mendengar harapan dari mereka, bahwa suatu saat mereka ingin berhijab seperti teman-teman kebanyakan. 


gerai
Hijab kini sudah menjadi hal yang lumrah. Apalagi sekarang banyak support system untuk berhijab; komunitas, supplier dan toko penyedia hijab online dan offline, online & offline tutorial dan hijab class, dll. Model dan corak hijab pun sekarang beragam, mulai dari bahan, bentuk, juga harganya. Jadi saya lebih menikmati berhijab karena menyenangkan.
Saya sendiri, kurang suka berbelanja langsung datang ke toko, mall atau pasar untuk mencari hijab. Apalagi dekat-dekat lebaran seperti ini. Kebayang kan, bagaimana panas dan repotnya? Ditambah lagi kalau sudah sampai di TKP, saya jadi nggak focus dan banyak “lapar matanya”! Belum lagi macetnya dan suasana hiruk pikuknya. Waduh, mikirinnya sudah stress duluan deh! 

Saya lebih suka berbelanja online. Karena lebih hemat waktu, tenaga dan lebih ekonomis. Untuk memilih-milih hijabnya, bisa saya lakukan lewat smartphone sambil tidur-tiduran, lalu daftar belanjaan dapat saya filter sendiri untuk memilih produk-produk popular, new arrival ataupun promo, dan nggak perlu bermacet-macet, karena barang yang dibeli bisa diantar langsung dan dapat dibayar di tempat begitu barang sampai (COD; cash on delivery). Praktis, kan? 

Online shop favorit saya adalah Zalora. Di Ramadhan ini Zalora mempersembahkan halaman lebaran. Di sini, kanal favorit saya adalah busana muslim dan aksesoris jilbab di Zalora Indonesia. Setelah melakukan pemesanan dan konfirmasi pembayaran, biasanya kita hanya perlu menunggu 1-2 hari kerja sampai barangnya diterima. Kemasannya pun rapi, dan yang jelas kualitasnya baik. Coba deh, lihat-lihat koleksi lebarannya, pasti suka. Berhijab pun jadi lebih nikmat dan menyenangkan! Insya Allah :)



Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?
Q.S. Ar-Rahman



Friday, July 03, 2015

E-Waste; Sampah Elektronik



Judul: E-Waste
Penulis:  Rafa Jafar
Jumlah Halaman: 84
ISBN: 978-602-7652-682
Kategori: Sains Anak
Penerbit: Buah Hati



Muhammad Rafa Ibnusina, biasa dipanggil RJ, kependekan dari Rafa Jafar. RJ yang lahir pada 7 Februari 2003 di Jakarta ini aktif berkegiatan outdoor; futsal, sepakbola, in-line skate, berenang, skateboard, snorkeling dan hiking.  RJ adalah kapten futsal dari Cikal Sport Team sepanjang 2014 dan berhasil memboyong beberapa kejuaraan. RJ juga  terampil bermain keyboard dan senang membuat film pendek menggunakan aplikasi dari gadgetnya. RJ mulai menulis ketika berusia 6 tahun, dimulai dari buku diary yang berisi kegiatannya sehari-hari yang diselipkan gambar.

 Ide penulisan E-Waste ini adalah ketika RJ menonton film Wall-E. RJ mencoba membayangkan kalau semua lahan akan tertutup oleh sampah dan lingkungan tempat kita hidup penuh dengan polusi dan barang-barang elektronik yang menggunung.  Berawal dari project sekolah dan motivasi dari Kakek dan Mamanya,  RJ menulis buku ini untuk menginspirasi dan menumbuhkan kesadaran agar kita bisa beraksi dan berbuat sesuatu untuk mengolah E-Waste dengan tepat.  


Dalam buku ini, RJ mengobservasi gaya hidup masa kini yang tidak bisa lepas dari penggunaan alat elektronik, khususnya gadget seperti handphone, laptop, tablet, pad dan asesorisnya seperti charger, baterai, dan masih banyak lagi. Setiap orang umumnya memiliki 2 gadget yang selalu dibawa-bawa dan dipakai. Satu rumah tangga umumnya memiliki sekitar 80 barang elektonik. Ketika alat elektronik ini sudah tidak terpakai lagi dan dibiarkan menumpuk, maka akan menjadi E-Waste. Jika E-Waste ini dibiarkan menumpuk begitu saja dan diperlakukan sembarangan, komponen yang mengandung racun dapat membahayakan mahluk hidup. Misalnya membuang baterai di tempat sampah bukanlah cara yang tepat karena baterai bekas mengandung racun yang bisa mencemari lingkungan. Komponen dari barang elektronik ini dapat dipisahkan untuk didaur ulang. Untuk mendaur ulang e-waste, kita perlu mengetahui cara yang tepat dan harus memiliki izin dari pemerintah. Di buku ini, RJ mengajak kita untuk mengumpulkan sampah elektronik melalui program Drop Box.

Buku ini terbagi menjadi 3 bagian:
1.       Let’s Learn The Basic
Di bab ini RJ membahas tentang perkembangan alat elektronik dari masa ke masa, jenis-jenis alat elektronik, handphone, gadget dan gaya hidup, e-waste dan penggunaannya yang berlebihan.
2.       Let’s Find Out
Di sini RJ mencari tahu informasi tentang e-waste dengan berkunjung ke beberapa tempat dan melakukan wawancara. RJ terinspirasi dari video pendek tentang Story of Electronics karya Annie Leonard yang menceritakan tentang Design for The Dump. Di bab ini RJ juga melakukan survey terhadap 100 orang dan berbagi bahwa ternyata banyak komponen dari barang elektronik yang dapat didaur ulang dengan cara yang tepat, dan peraturannya di tiap-tiap Negara pendaur ulang  e-waste.
3.       Let’s Take Action
Di bab  3 ini RJ mengingatkan agar kita perlu berhati-hati dalam menanam, membakar dan menghancurkan komponen  e-waste yang tergolong B3 (Barang Beracun Berbahaya), diperlukan manajemen pengolahan e-waste yang tepat agar tidak mencemari lingkungan.  RJ juga menjelaskan tentang solusi pengolahan e-waste yang mudah dan dapat kita lakukan seperti:
Jual tambah, diperbaiki, diloak, diberikan kepada orang yang membutuhkan, dikumpulkan untuk diberikan ke tempat pengolahan e-waste dan menyimpannya di dropbox yang biasa ditempatkan di lokasi yang strategis.  Di sini RJ juga mengajak teman-teman dan para orangtua untuk membuat tim dropbox dengan mengirimkan email ke ewasteboxRJ@gmail.com atau berinteraksi melalui twitter @EwasteRJ. RJ juga mengajak para produsen pembuat alat elektronik untuk mengolah e-waste sendiri.


Dengan gaya bertututur khas anak-anak dan ilustrasi yang menarik, buku ini mudah dicerna dan cocok untuk mengenalkan anak-anak akan  sains dan pengaruhnya pada kehidupan. RJ menulis untuk mengajak anak-anak Indonesia berkreasi menghasilkan karya, mulai dari hal yang sederhana sehari-hari seperti buku diary dan tugas proyek sekolah.Menulis buku E-Waste merupakan pengalaman yang tidak terlupakan karena diawali dengan riset yang menyenangkan bersama teman-temannya.