Friday, September 26, 2014

Bau Bapak


Alhamdulillah it's Friday!

Tadi pagi saya menelpon Bapak. Senangnya,  Bapak sudah sehat dan bisa mengobrol cukup lama dan berbagi tawa bersama.Sejak dulu, Bapak selalu wangi dan rapi, Apalagi saat Hari Jumat seperti ini.

Jangankan untuk Shalat Jumat, mau bertemu anak-anaknya saja Bapak wangi. Saya ingat dulu saat Bapak pulang kantor, seringkali saya akan memeluk satu kaki Bapak dan memintanya membawa saya berputar- putar mengelilingi rumah, padahal saat itu Bapak belum sempat membuka kaos kaki. Sebagai upah "ojek kakinya", saya akan membukakan kaos kaki Bapak dan merapikan sepatunya ke rak sepatu.

Saat tidur siang, saya suka tidur di ketek bapak, pertama kali tau deodoran ya karena ketek Bapak itu. 
Atau saat saya kelelahan saat lari pagi bersama Bapak. Saya ingat Bapak sering menggendong saya, dan saya dapat mendengar nafas Bapak yang tersengal-sengal, aroma tubuhnya dan kaosnya yang basah karena keringat. Rasanya sih, baik-baik saja, wangi.  Bahkan saya dapat tertidur dalam gendongannya sampai pulang ke rumah. Makin besar, sepertinya saya makin berat, jadi setiap lari pagi Bapak akan menyuruh saya membawa sepeda agar Bapak nggak repot gendong-gendong saya lagi. Tapi Bapak salah, kalau capek, sepeda akan saya tinggal begitu saja di pinggir jalan, lalu minta gendong Bapak lagi :D Tambah repot dong, Bapak. Gendong saya sambil menuntun sepeda. Kasian ya :) Semoga Allah yang membalas kebaikan Bapak. Tapi menurut Ibu, bau Bapak yang menempel sampai ke pori-pori selimut itu "nggak banget", mungkin Ibu memiliki standar sendiri ya, dalam menilai kadar kewangian Bapak.
 
Saat Bapak dirawat di RS beberapa waktu lalu, Bapak sempat mengalami kejang otak dan nggak ingat nama anak-anaknya, tapi Bapak selalu ingat menggosok gigi, bercukur dan memakai minyak wangi. Jangankan untuk pergi shalat ke masjid, saat dirawat di RS beberapa waktu lalu dan ingatannya hilangpun Bapak selalu menghargai orang=orang di sekelilingnya dengan menjaga kebersihan dan wangi tubuhnya.

Barusan, saat saya membereskan toiletries milik suami, tiba-tiba saya berurai air mata. mencium aroma wangi-wangian milik suami, jadi kangen sekali sama Bapak.
Hari Jumat seperti ini, Bapak pasti wangi sekali.