Sunday, September 05, 2010

Picnic: Taman Lalu Lintas



Liburan lalu, saya mengajak Enzo dan Dante berjalan-jalan ke Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung.
Taman bermain ini terletak di Jalan Belitung No. 1 Bandung. Di dalam taman ini terdapat berbagai fasilitas; rambu-rambu lalu lintas, taman bunga dan pepohonan, gedung serba guna, panggung terbuka, mushola, dan fasilitas pendidikan (taman kanak-kanak dan taman bacaan).


Berbagai sarana bermain untuk anak yang terdapat di dalam taman ini antara lain adalah  penyewaan sepeda, kereta api, kereta motor, kolam renang, trampolin, mandi bola, dan komidi putar. Rata-rata harga tiket untuk setiap wahana adalah Rp. 4.000. Selain itu ada berbagai mainan gratisan pula seperti ayunan, jungkat-jungkit, dan berbagai patung satwa. Pihak pengelola juga menyediakan track, rambu-rambu lalu lintas, terowongan, zebra cross, traffict light dan jembatan sehingga memudahkan anak-anak untuk mengenal kondisi jalan raya sungguhan.


Hari itu kami berangkat pagi-pagi, saya memakaikan Enzo dan Dante t-shirt lengan panjang, topi dan kaos kaki agar mereka tidak kedinginan dan terhindar dari gigitan nyamuk kebun. Sampai di sana kira-kira pukul 9.30, harga tiket masuk Taman Lalu Lintas adalah Rp. 4.000 dan karena Enzo berusia di atas 2 tahun, maka Enzo membayar penuh.
Tempatnya teduh dan menyenangkan, Enzo senang sekali berlari-lari dan bersembunyi di balik pepohonan dan patung-patung satwa.
Wahana pertama yang kami kunjungi adalah Gajah Terbang; tapi Enzo menangis saat digendong petugas wahana Gajah Terbang ini. Petugasnya adalah seorang lelaki kurus berkulit gelap yang beraroma tembakau dengan rambut harajuku style, yah penampakannya memang kurang menarik; wajar jika Enzo menangis :) Sedangkan Dante asyik sekali melambai-lambaikan tangan mungilnya kepada Kakak Enzo yang sedang menangis di atas Gajah Terbang :)


Karena Enzo shock dan batal naik Gajah Terbang , akhirnya kami menuju tempat penyewaan sepeda. Ternyata, semua sepeda habis disewa dan setelah menunggu agak lama akhirnya Enzo batal naik sepeda dan kembali meneruskan acara berlari-lari dan bersembunyi.



Kami pun beranjak ke Stasiun Kereta Api, dan antreannya memang panjang sekali. Maklum saat itu memang musim liburan sekolah, dan sistem antrean di taman ini memang kurang teratur. Saya harus bersaing dengan mama-mama lain (bersama anak-anaknya tentu saja; yang berusia sekitar 4-5 tahun) yang dulu-duluan ingin duduk di kereta. Rasanya tidak tega melihat tubuh Enzo yang mungil itu terselip-selip diantara mama-mama kompetitif, jadi saya mengajak Enzo untuk berkeliling melihat wahana yang lain. So far Enzo senang-senang saja, he keeps running in that big park.


Saya membeli tiga tiket Kereta Motor untuk saya, Enzo, dan Mbak Par (pengasuh Dante). Kermot ini mampu menampung delapan anak, kami duduk di barisan depan agar dapat melihat-lihat pemandangan dengan jelas. Enzo senang sekali, sedangkan Dante berteriak-teriak kegirangan dan bertepuk-tepuk tangan.


Tujuan pendirian taman ini adalah untuk menanamkan budaya disiplin dan sopan santun berlalu lintas sejak dini untuk menunjang gerakan disiplin nasional. Sesuai dengan tujuannya, di sekeliling taman ini banyak terpampang rambu-rambu lalu lintas dan papan yang menggambarkan cara menyeberang jalan supaya aman (CAME JASA).
Came jasa ini terdiri dari lima cara, yaitu:
  1. Berdiri di pinggir jalan.
  2. Menengok ke kanan.
  3. Menengok ke kiri.
  4. Menengok ke kanan lagi.
  5. Bila sudah aman, menyeberang dengan posisi lurus.

Setelah berkeliling dengan Kermot, Enzo duduk-duduk di ayunan sambil menonton anak-anak lain yang sedang naik Carrousel. Enzo dan Dante sangat menikmati pemandangan di taman ini; sama sepeti saya yang kecanduan bermain di taman ini waktu kanak-kanak dulu.


Tidak terasa sudah 1.5 jam kami bermain di taman ini dan matahari mulai tinggi. Kami keluar melalui gerbang samping dan Enzo berbisik:
'Kaka Enzo seneng Ma, naik Kermot 'ma naik Taksi'.
Oh, well.. Enzo kira naik Taksi itu termasuk ke dalam rangkaian acara naik wahana di Taman Lalu Lintas, seperti naik Kereta Api dan naik Kermot :)

Happy holiday!





Friday, September 03, 2010

twinnies breastourant

 gambar dari howbreastfeedingworks.wordpress.com

Punya bayi kembar itu seru banget ya tentunya. Seru cape-nya dan juga seru senengnya. 
Saya sih gak punya pengalaman menyusui bayi kembar, kebayang deh capeknya, menyusui enzo-dante yang cuma beda 1.5 tahun aja segitu repotnya ;p
Itupun, enzo sudah mulai self weaning sejak usia 15 bulan dan bener2 stop saat usia 21 bulan.

gambar dari ineedmyfix.com

Tandem nursing sudah saya lakukan saat dante masih berada di dalam kandungan. Awalnya memang gak pede, tapi alhamdulillah bisa juga menyusui keduanya.
Mungkin kadar 'repotnya' berada di bawah kerepotan busui yang punya anak kembar ya. Karena pada saat menyusui, enzo sudah bisa menopang dirinya sendiri, jadi agak meringankan beban saya yang hanya perlu menopang tubuh dante saja.

Beberapa hal yang ingin saya share untuk memudahkan tandem nursing:

1. Mind set; ASI kita pasti cukup. 
Sebenarnya, tubuh kita sudah disetting untuk tandem nursing sejak awal kehamilan. Dengan kondisi tubuh  saya yang masih menyusui enzo dan hamil dante, artinya tubuh saya memang mampu untuk memberi nutrisi kepada keduanya. Begitu juga dengan ibu yang hamil anak kembar, tentu saja setting-an default tubuhnya mampu untuk carry the twins dan pastinya satu paket dengan kemampuan menyusui si kembar nanti setelah lahir.

2. Asupan gizi dan nutrisi yang baik.
Bukan hanya busui dengan bayi kembar, busui dengan bayi satu aja memang harus mengoptimalkan konsumsi gizinya kan ya. Apalagi saya yang hobbynya emang makan, pada saat hamil, menyusui ataupun tidak ;p

3. Istirahat yang cukup.
Soal tidur dan duduk2 santai, saya ahlinya. Abis gimana ya, tidur dan duduk2 santai itu menyenangkan sih ya. Dan pada saat tubuh beristirahat dan relax, produksi ASI meningkat, dan tentu saja mensakseskan acara susu menyusui. 

4. Posisi menyusui yang paling pewe.
Posisi Wuenak saat meyusui itu penting banget. Asal latch on-nya pas dan nyaman, posisi bagaimanapun pasti menyenangkan. Ada yang menyarankan untuk duduk tegak, bersandar, berbaring, menyangga bayi pake breastfeeding pillow, menyangga bayi dengan posisi di bawah ketiak, posisi silang, posisi berhadapan, daaan lain-lain. Intinya, posisi wuenak ini dipake untuk catch the moment with the babies, bukan sebagai acara 'kewajiban' untuk menyusui.

5. Bersamaan atau bergiliran; it's up to you, mom.
Ada yang menyarankan untuk menyusui secara bergiliran, ada juga yang menyarankan untuk menyusui secara bersamaan. Dicoba saja dua2nya, dan pilih mana yang paling cocok. Intinya, menyusui itu untuk menyamankan ibu dan anak; makin sering menyusui makan payudara ibu terasa ringan, produksi ASI meningkat pulak.

6. Memompa (mengosongkan payudara) sesering mungkin.
Selain untuk kenyamanan ibu juga untuk stok pada saat ibu lagi ribet ngurusin anak yang satu lagi. Sementara si ibu riweuh dengan anak yang satu, anak yg satunya lagi bisa dikasih ASI perah hasil mompa itu kan. Stok ASI yang banyak juga penting, save it for a rainy days, who knows?

7. Bantuan orang lain.
Baru melahirkan seorang bayi ataupun bayi kembar bukan berarti semua2 harus dikerjakan sendiri. Karyakan saja sang suami siaga yang super ganteng itu, atau karyakan oma-opa, paman-bibik, daaan baby sitter dan asisten rumah tangga. Saya yang memiliki dua batita ini, sangat mengoptimalkan karya suami dalam hal pijat memijat dan menggendong bayi, daaan kalau sudah dead style, batita2 ini saya ungsikan ke panti jompo (kamar oma-opa) ataupun ke yayasan (kamarnya si mbak2 asisten).

Breastfeeding is fun, actually.  Even Angelina Jolie did it well ;)
Have a very happy breastfeeding!