Saturday, March 29, 2014

Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini


Tanggal 23 Maret 2014 yang lalu, saya mengantar Enzo mengikuti lomba mewarnai di GKSAB yang diadakan oleh Acikita Foundation di SOS Children's Village Jakarta. Ketika anak-anak mengikuti lomba di pendopo, para orang tua mengikuti bedah buku di ruangan lain. Buku yang kami diskusikan ini berjudul "How to Explore Your Child Ability: Menggali Potensi Anak Sejak Usia Dini" yang ditulis oleh Ibu Jumiarti Agus, Ph. D, yang merupakan istri dari salah satu pendiri Acikita Foundation, Bapak Prof. Prihardi Kahar - yang menjadi salah satu pembicara di sharing session ini. Ada tiga nara sumber yang hadir: Ibu Ir. Hj. Nurmis Mardiati, Bapak Prof. Prihardi Kahar, dan Bapak Susilo yang merupakan salah satu pembina dan psikolog di SOS Children's Village Jakarta.


Menurut Ibu Nurmis, anak adalah amanah yang tidak boleh kita sia-siakan. Teladan yang kita berikan kepada anak jauh lebih penting daripada seribu nasihat. Bila ingin anak teratur dan disiplin, buat peraturan yang berlaku untuk seluruh anggota keluarga, bukan hanya untuk anak itu sendiri. Anak-anak kita lebih pintar dari pada kita orang tuanya, tapi anak selalu menganggap orang tuanya sebagai guru, maka berhati-hatilah bersikap, karena anak akan meniru. Terima anak apa adanya, pupuk potensi yang dia punya, dan fasilitasi sesuai kemampuan kita.

Pak Prihardi Kahar mengatakan bahwa anak adalah amanah yang dititipkan tidak hanya kepada ibu, tapi juga kepada ayah. Peranan ayah dalam mendidik anak dan keluarganya sangat penting. Sesibuk apapun seorang ayah, wajib meluangkan waktu untuk keluarga. Orang tua wajib mencarikan lingkungan yang baik untuk tempat tinggal dan pendidikan anak, termasuk memilih sekolah untuk anak. Memilih sekolah untuk anak adalah memilih tempat "berguru" bagi anak. Carikan guru yang baik yang dapat memberi teladan untuk anak-anak kita. Dan yang terpenting adalah mengubah perilaku diri sendiri ke arah yang lebih baik, karena mengubah diri adalah hal yang termudah dibanding mengubah diri orang lain.

Menurut Pak Susilo, tipikal lingkaran dalam kehidupan kita adalah setiap orang yang menikah ingin memiliki anak, tapi setelah memiliki anak, orang tua bingung anaknya mau jadi apa. Faktanya adalah, semakin besar anak dianggap semakin mengganggu. Hal tersebut diindikasikan oleh semakin tingginya kebutuhan orang tua (pasangan normal, bukan pasangan bercerai/ single parent) akan day care, full day school, dan baby sitter. Di dunia kita yang semakin liberal dan semakin matrelialistis ini, anak semakin diabaikan. Padahal, day care, full day school dan baby sitter tersebut bukanlah hal-halyang dibutuhkan anak. Anak butuh berinteraksi dengan orang tuanya, dengan keluarganya. Cara berkomunikasi anak berbeda dengan cara berkomunikasi orang tua. Contohnya: bayi berkomunikasi dengan menangis, yang tangisannya tersebut memiliki bermacam-macam arti. Orang tua adalah guru dan teladan yang paling mengerti tentang anaknya. Orang tua harus menjadi "hero" untuk anak-anaknya. Bila orang tua tidak mampu menjadi hero untuk anak, maka anak mencari sosok hero selain orang tuanya. 

Pak Susilo memberikan beberapa tips untuk be the hero for our children: 
1. Tidak ada anak yang bodoh, jangan menutup diri dari anak. Bangun komunikasi dan relasi: yaitu komunikasi dari hati ke hati. Berkomunikasi dengan anak adalah berkomunikasi dan membangun relasi dengan gurunya, teman-temannya, dan hal-hal yang terjadi dalam setiap hidupnya.
2. Membesarkan anak adalah tugas orang tua yang harus dilakukan sampai anak dewasa. Semakin anak dewasa, orang tua harus semakin meluangkan waktu untuk mengobrol dengan anak, mendengarkan curhatnya, mengarahkan anak dalam mengambil keputusan. 
3. Anak-anak dan anak perempuan rentan mengalami pelecehan, penganiayaan, tindakan kriminal. Peran orang tua sangat penting untuk melindungi anak-anak dari semua tindak kejahatan ini.
4. Children need touching, belaian kasih sayang kedua orang tua akan meningkatkan rasa percaya diri anak. Kurangnya belaian kasih sayang dari orang tua merupakan salah satu bentuk penelantaran anak.
5. Walk what you talk, anak jangan digantung. Jangan ingkar janji, sekalinya orang tua ingkar janji maka sosok pahlawan dalam diri orang tua akan hilang dalam sekejap, dan anak akan mencari sosok hero lain di luar rumah.
6. Apresiasi semua kebaikan dan prestasi anak, katakan bahwa kita menghargai usaha terbaiknya. 
7. Rencanakan kehidupan anak dengan baik, doakan dan bersungguh-sungguh membesarkan dan merawat anak, karena semua amalan orang tua akan tercermin dari kondisi anak.

Gebyar Kreasi Seni Anak Bangsa 2014

Hari Minggu tanggal 23 Maret 2014 yang lalu, Enzo mengikuti Gebyar Kreasi Seni Anak Bangsa yang diadakan oleh Acikita Foundation bekerja sama dengan SOS Children's Village Jakarta, tempat Enzo bersekolah. Enzo mengikuti lomba mewarnai kategori Taman Kanak-Kanak.     

Saat lomba mewarnai dimulai, para orang tua dan guru mengikuti bedah buku di ruangan yang lain, jadi saya tidak tahu hasil karya Enzo seperti apa. Ketika kami hendak pulang, nama Enzo disebut dan diminta naik ke atas panggung. Ternyata Enzo mendapat juara tiga! Wow, Enzo senang sekali karena baru kali ini Enzo mendapat piala. Hadiahnya banyak, Enzo dapat crayon dan peralatan sekolah dari Pascola dan mendapat uang pembinaan juga dari Standard. 

Sampai di rumah, Dante menyambut Enzo dengan gembira. Dante bangga sekali sama kakaknya. Enzo senang sekali, senyam-senyum terus seharian dan cium-cium Mama terus jadinya :)

Saturday, March 22, 2014

Tenfuku Bureddo

Di dekat rumah, ada toko roti dan kue, namanya Tenfuku Bureddo. Tepatnya di Jl. Taruna Jaya Cibubur. Saya sering lewat sini, tapi baru kali ini mampir. Dekorasinya bergaya Jepang tempo dulu. Roti, kue, selai, margarine, keju dan butter diatur di dalam rak-rak kayu berwarna hijau. Di dindingnya, ditempel cross stitch bergambar bunga-bunga dan burung. Di sisi dinding yang lain terdapat freezer untuk kue tart, pudding dan minuman dingin, sedangkan di dinding sisi lain ada rak display untuk menyimpan berbagai jenisTenfuku Coffee dan topi-topi berlogo Lions berwarna hitam. 
Saya suka dengan dekorasinya. Tempatnya sederhana tapi bersih, dan dekorasinyamengingatkan saya tentang masa-masa kecil dulu. 
Sedangkan rotinya, rasanya lumayan enak, seperti roti-roti jaman dulu. Harganya pun cukup murah. Lebih murah dari Sari Roti. Tapi Enzo dan Dante tidak terlalu suka, bisa jadi karena masih kenyang juga ya :)

Saturday, March 15, 2014

Ikan Kuah Asam


Sejak kecil, saya sudah menyukai ikan. Saya ingat, alm. Ibu bilang bahwa zodiak saya adalah Pisces, lambangnya ikan, makanan pintar. Jadi supaya jadi anak pintar, saya tersugesti untuk menyukai ikan. Lagi pula, di Manado ikan memang menjadi menu sehari-hari, selain itu ikan di Manado segar-segar, lezat sekali. 
Salah satu menu kesukaan saya adalah ikan kuah asam. Karena selain rasanya yang segar, cara memasaknya juga mudah, tinggal cemplung-cemplung :) Biasanya Ibu menggunakan ikan tude atau kakap merah untuk ikan kuah asam ini. Menurut saya, ikan tude lebih lezat, sedangkan ikan kakap merah warnanya lebih menarik. 

Kali ini saya menggunakan ikan kakap putih, karena saya tidak mendapatkan ikan tude dan kakap merah.Tapi nggak masalah, karena ikan kakap rasanya lezat dan dagingnya tebal, tulangnya pun jarang-jarang dan besar-besar. Jadi aman dikonsumsi oleh anak-anak, tapi lebih aman bila menggunakan ikan kakap yang sudah dibuang durinya. Saya tidak menggunakan fillet, karena kurang PD memasaknya, takut hancur :)


Bahan-bahan:
Ikan kakap/ Tude, potong 2 bagian
Jeruk & Garam, untuk melumuri ikan
Air untuk merebus ikan

Bumbu:
2 batang serai, memarkan 1 cm jahe, memarkan/iris tebal 1 cm lengkuas, memarkan/ iris tebal 3 lbr daun jeruk, remas 1 lbr daun pandan, remas 1/2 sdt garam 1 sdt lada 10 buah cabai rawit merah (sesuai selera) 3 sdm air jeruk nipis 1 genggam daun kemangi 3 buah cabai merah 5 buah bawang merah, iris 2 siung bawang putih, iris 3 buah tomat, potong-potong

Cara memasak:
Bersihkan ikan kakap dengan air mengalir, buang isi perut dan sisiknya, potong jadi dua. Lumuri ikan kakap dengan air jeruk nipis dan garam, diamkan selama 10 menit.
Rebus air, masukkan serai, jahe, lengkuas, daun jeruk, daun pandan, garam dan lada, masak sampai mendidih.
Masukkan ikan kakap, bawang merah, bawang putih, cabai merah, masak sebentar hingga ikan lunak dan wangi.
Masukkan potongan tomat, air jeruk nipis, daun kemangi dan cabai rawit merah, aduk rata, masak sebentar, angkat, dan siap disajikan.

Catatan:
Untuk ikan kuah asam, lebih lezat jika menggunakan ikan laut. Biasanya ikan tude, kakap merah, kakap putih, atau ikan bandeng.
Bumbu-bumbu seperti cabai dan tomat, disesuaikan dengan warna ikan agar lebih menarik. Saya menggunakan cabai merah dan tomat merah, untuk mengimbangi warna ikan kakap putih yang cenderung pucat.
Karena anak-anak menyukai kuah asam, maka cabai tidak saya iris.


Monday, March 10, 2014

Enzo Turns 6th

Kami tidak pernah merayakan ulang tahun sebagai acara ritual tahunan dengan mengadakan pesta. Tapi kamipun tidak ingin mengecilkan arti hari lahir setiap anggota keluarga. Dengan menghargai hari lahirnya, kami ingin menanamkan nilai-nilai agar anak-anak menjadi orang yang pandai mensyukuri kehidupannya, kesehatannya, kebaikan dan keberkahan yang mereka dapatkan. Kami juga ingin agar anak-anak dapat memahami arti bertambahnya usia adalah momen untuk memperbaiki diri, tambah mandiri dan lebih maju, agar bermanfaat bagi diri sendiri dan dunia. Nilai-nilai itu yang ingin kami tanamkan, bukan hanya saat ulang tahun, tapi setiap hari. 


Ulang tahun Enzo yang ke-6 tidak kami rayakan, seperti biasa :D Haduuh..kasihan yaa. Hari lahir Enzo itu tanggal 2 Maret, tapi saya mengajaknya untuk "Birthday Run" di tanggal 1 Maret hari Sabtu. Ya gimana, bisanya memang tanggal 1. Karena hari Minggu tanggal 2 kita sudah berencana pergi ke acara arisan keluarga di rumah Eyang Ambar di Bekasi. Dan memang nggak harus pas birthday juga sih, nggak birthday pun kita memang selalu punya waktu khusus untuk sports date bersama setiap weekend.
Naah.."birthday run" kali ini saya mengajaknya lari ke toko kue dan roti favorit kami di Jl. Jambore Cibubur. Namanya Domino Cake. Kue tartnya cantik2, Enzo suka semuanya. Saya bilang, Enzo boleh tunjuk kue mana saja yang Enzo suka, dan Enzo menunjuk banyak sekali kue.
Tapiiii...nggak beli :D 
Kami hanya membeli roti isi, cake tiramisu dan susu segar, itupun kami makan di tempat. Sambil mengobrol2 dan membuka-buka katalog kue. Soalnya bingung juga kalau beli, bawanya repot, kami kan pulangnya lari. 


Hari Minggu tanggal 2 Maret, kami pergi menghadiri arisan keluarga ke rumah Eyang Ambar. Karena Enzo terlalu aktif - kecapekan karena lari-lari dan teriak-teriak bermain sama sepupu-sepupunya - maka suhu badannya naik. Yaah..sedih deh, Enzo demam. Kasihan sama Enzo yang lesu, Eyang dan Bude Ririn membelikannya kue ulang tahun Power Ranger. Setelah semua keluarga berkumpul, kita menyanyikan lagu "Selamat Ulang Tahun" bersama-sama. Lilinnya pun ditiup berulang-ulang, karena anak-anak senang meniup lilin. Setelah potong dan makan kue coklat, Enzo masuk lagi ke dalam kamar Eyang Ambar, istirahat karena masih demam. Tapi terlihat lebih senang, nggak manyun lagi, karena semua keluarga memperhatikannya dan memberi doa selamat.

Ya itu saja ceritanya. Seneng aja bahwa di ulang tahun Enzo yang ke-6 ini, Enzo sudah mampu berlari 3KM walaupun masih banyak jalan, juga dapat kesempatan berkumpul dengan keluarga besar.
Semoga Enzo selalu sehat, makin shalih, cerdas, bermanfaat bagi seluruh umat, diberi banyak kebaikan dan keberkahan dalam hidupnya.
Aamiin


My baby boy is a whole year older! 
We're so excited to watch you grow! 

Saturday, March 08, 2014

Lari Pagi di Taman Bunga Wiladatika


Pagi ini saya mengantar Enzo berenang di Taman Bunga Wiladatika Cibubur. Karena sedang berhalangan, saya tidak ikut berenang. Dari pada saya hanya duduk terkantuk-kantuk menonton Enzo yang sedang asyik berenang, saya lari pagi memutari taman.


Pukul 7 pagi keadaan taman masih sepi. Terlihat beberapa orang yang sedang bermain bola, lari pagi, bersepeda, main tennis dan petugas kebersihan yang sedang menyapu. Untuk masuk ke taman ini dikenakan tiket, sekitar Rp. 6.000 - Rp. 12.000. Saya sendiri tidak bayar karena sudah termasuk biaya masuk ke kolam renang; harga pelajar yang sudah dikoordinasi dari biaya ekskul sekolah Enzo.





Hal yang saya sukai dari taman ini adalah kebersihan dan air mancurnya! Segar sekali berjalan pagi dan berlari di taman ini. 

Saturday, March 01, 2014

Enzo's Birthday Run at Taman Kumis Kucing


Pagi ini, seperti biasa, saya mengajak Enzo lari pagi. Kali ini kami bermain-main di Taman Kumis Kucing. Cuaca agak mendung, tapi nggak hujan, jadi enak banget buat lari, adem.
Waktu kami sampai, di lapangan bola sedang ada anak-anak SD Kartika sedang bermain sepak bola. Saya berlari beberapa putaran, lumayan dapat 1.8 miles :)
Karena cuacanya adem, banyak orang bermain-main di taman. Ada yg lari, memancing di danau, bersepeda, main pasir, dan bermain layang-layang. Senang deh, lari di taman ini.