Thursday, August 26, 2010

Tentang Menyusui


Memiliki 2 batita bukan berarti tahu segalanya. Tapi, beberapa teman dekat selalu bertanya phal-hal tentang per-bayi-an; dan dengan penuh percaya diri dan sotoynya saya akan selalu berusaha untuk memberi jawaban yang memuaskan. Lalu karena tidak puas, mereka akan bertanya lagi pada saya pada keesokan harinya, dan seterusnya.

Pertanyaan menyusui yang paling sering ditanyakan adalah tentang posisi menyusui. Bila nggak bisa duduk tegak, boleh sambil berbaring, kok. Yang penting, ibu nyaman dan tidak merasa sakit, bayi juga aman dan nyaman dan dapat mengisap dengan baik dan benar. Hal ini tentunya perlu latihan, jadi jangan putus asa terus belajar menyusui, ya.
Pertanyaan kedua adalah tentang bingung puting. Bingung puting ini nggak disebabkan oleh bentuk puting yang terlalu besar atau terlalu kecil, atau apapun itu ya. Setiap bayi dapat menyusui sesuai dengan bentuk puting ibunya, kok. Yang perlu diperhatikan adalah bayi menyusu pada areola, bukan pada puting. Bingung puting biasanya disebabkan oleh penggunaan botol atau rubber nipple/ dot pada hari-hari pertama kehidupan bayi. Jadi bayi agak perlu waktu yang cukup lama untuk menyesuaikan diri. Bingung puting bukan masalah besar kok, yang penting sabar dan terus berlatih. Bila memang dirasa ada yang salah, saya sarankan untuk berkonsultasi dengan Konselor Laktasi.

Bingung puting itu harus diwaspadai karena bila bayi tidak menyusui langsung ke payudara, maka stimulasi untuk produksi ASI berkurang, sehingga tubuh ibu akan menyesuaikan diri dan akhirnya kegiatan menyusuipun terhenti. Memang nggak tiba-tiba berhenti sih, tapi berhentinya akan lebih cepat dari pada ibu yang menyusui bayinya secara langsung. Karena normalnya, wanita sehat normal akan berhenti menyusui pada saat bayi berusian sekitar 2 tahun. Dua tahun adalah waktu ter-pas yang sudah disetting oleh Sang Maha Pencipta untuk menyusui. Pada saat itu banyak proses terjalani, perubahan hormon ibu akan menyesuaikan dengan perkembangan dan pertumbuhan bayi.

Pertanyaan lain adalah, alasan kita menyusui secara langsung.
"Kenapa harus menyusui secara langsung? Toh intinya kita ngasih ASI buat bayi. Mau itu lewat botol, dot, gelas, sendok, ato langsung dari payudara yang penting ASInya dapet, kalau nggak lewat PD yang penting rajin pumping biar ASIPnya banyak."
Menyusui lewat PD itu penting karena memperkuat bonding ibu dan anak, melatih kecerdasan emosi ibu dan anak, membantu ibu mengembalikan fungsi2 tubuhnya, dan membantu perkembangan mulut bayi, dan melatihnya untuk konsentrasi, berstrategi dan berekspresi. Intinya, hanya dengan sekali action yaitu menyusui, maka beribu2 pulau terlampaui. aih, ter-la-lu gak sih.

Jadi sebenarnya, menyusui itu bentuk kemudahan dari Allah SWT buat kita para ibu untuk mendidik anak. Dengan menyusui langsung, ibu bisa belai2 sambil doktrin anaknya dengan nasehat2 baik, yang pastinya akan dapat perhatian penuh dari bayi, karena si bayi gak bisa gak ngelepas payudara ibunya dong. Berbeda dengan bayi yang dinasehati sambil menyusu dengan botol, daripada mendengerkan suara ibu yang sedang memberi nasehat, dia akan cenderung fokus sama botol susunya ;) 
Selain itu komposisi ASI setiap hari berbeda, maka bayi akan berstrategi gimana cara menyedot ASI yg paling asyik, dengan cara itu dia belajar mengatasi masalah. Belum lagi kalo dia kesel karena bentuk payudara ibunya yang kurang cihuy, ibu dan bayi akan sama2 belajar mengatasi emosinya, ibu berusaha menenangkan bayi dengan mencari posisi latch on yang nyaman, dan bayi akan belajar mengatasi emosinya dengan bekerja sama mncari posisi yang paling nyaman. 
Menyusui langsung dari payudara memerlukan kemampuan menyedot yang baik dari bayi, bayi akan belajar menggunakan rahangnya, gusinya, lidah dan organ-organ dalam mulutnya untuk mengatasi aliran ASI yang deras atau lambat, komposisi ASI yang berbeda2 dalam satu sesi menyusu (fore milk dan hind milk), pokoknya momen ini seru banget sehingga menstimulasi pertumbuhan gigi dan bentuk rahang juga kemampuan berbicara bayi. wiiy..cenggiii ya!
Jadi, seharusnya ibu gak perlu repot beli bermacam-macam botol susu,  nipple karet atau silikon, macam-macam flash card atau soft book untuk mengajarinya konsentrasi dan berbicara, dan lain-lainnya...that's why saya menyebutnya kemudahan.

Beberapa hari yang lalu salah satu teman saya itu jadi pendonor ASI untuk seorang bayi yang ususnya luka dan hanya bisa diobati oleh ASI. Wah,terharu deh! Keren sekali ya... di bulan yang baik ini bisa menyumbang ASI berbotol2. Saya selalu ikut senang mendengar kisah teman-teman yang berusaha dan bersemangat memberi ASI.

Kebingungan lain adalah tentang susu bubuk. Seorang teman kebingungan saat melewati koridor susu bubuk di supermarket. Dia seorang muslim walaupun tidak berjilbab, tapi pengen sekali menjadi soleha. Nah susu bubuk Soleha keluaran Hi-Lo ini diperuntukkan bagi mereka yang berjilbab dan tampak soleha. Merasa tersudut dengan image brand tsb, akhirnya dia pilih Anlene Gold karena walaupun belum berusia 50+ dia merasa udah mulai osteoporosis - giginya.
ahahaha.. cerita absurd apa ini.

Nah, bagi saya penggemar susu UHT keluaran Ultra Jaya, sistem pemasaran susu bubuk di Indonesia ini keterlaluan. Bikin bingung semua orang. Macem2 pula, ada susu untuk bayi 0-6 bulan, 0-12 bulan, 123, 456, 7+, 17+, Berjilbab, 18-49, 50+, terlalu di-ada-ada-in banget yaa.. 
Menurut saya, susu bubuk itu terbuat dari susu yang dikeringkan, mengandung banyak bahan pengawet, rantai produksinya lebih panjang daripada susu segar dan bisa juga dipakai sebagai kokain pura2 di film2 Indonesia atau sinetron2 gitu.

Oh ya, ada satu kesimpulan hasil ngobrol2 dengan para pendukung ASI dan para pendukung ASI namun tidak suka terintimidasi dengan kampanya ASI; yaitu:
Ibu yang berhasil menyusui bayinya dengan lancar jaya maupun yang tidak lancar, dihimbau agar tidak ngata2in bayi sufor dengan sebutan anak sapi, walaupun yang dipaparkan adalah kenyataan. Bagaimanapun, seorang ibu akan merasa nggak banget bila disamakan dengan sapi.
Begitu pula dengan ibu2 yang karena ini dan itu dan sesuatu hal, sehingga tidak menyusui dan akhirnya memilih sufor untuk bayinya, agar tidak melimpahkan kekesalan akan kegagalannya memberikan ASI dengan ngata2in ibu2 supporter ASI dengan sebutan breastfeeding nazis.

Karena istilah anak sapi dan breastfeeding nazis sama-sama nggak banget. Just stop bullying each other. Sesama ibu harusnya saling mendukung, saling menguatkan.

Breastfeeding is our journey with our babies, not a battle against other mothers.

Sunday, August 15, 2010

Bukan Papa

    *image RD from wisma46.com

saat itu enzo belum genap dua tahun. 
dia baru saja memiliki kemampuan baru, menghafal nama-nama dan bentuk. 
enzo suka menunjuk2 photo-photo di dinding sambil menyebutkan nama orang yang ada pada photo itu. 
saat menonton salah satu sinetron di televisi bersama baby sitternya (yang sekarang sudah di-resign-kan), 
enzo menunjuk2 Roger Danuarta sambil berkata: 
"Bukan Papa! Bukan Papa!, Maaa.. ini bukan Papa!"



terharu juga, karena enzo sehati dengan mama dan dedek; hanya ingin papa :)

Monday, August 02, 2010

Salah Siapa?


There's man all over for you, blaming on his boots the fault of his feet.
Samuel Beckett 
Kalau gak pengen anaknya terpengaruh berita di TV tentang Ariel atau KD, carilah tontonan yg bermutu buat anak kita. Gak usah keukeuh nonton infotainment atau sinetron. Atau gak perlu nonton TV sekalian. 
Just stop blaming others. 
Seseorang bisa salah berkali-kali, tapi itu bukanlah kegagalan sampai dia mulai menyalahkan orang lain.