Saturday, May 11, 2013

Ibu 4 Tahun


Sudah 4 tahun ibu pergi. Kangen rasanya. Semoga ibu bahagia, terang dan tenang jiwanya di sana. Aamiin.
Photo ini diambil di RS Al Islam, waktu lagi menunggu pengambilan obat di apotek. Siapa yang sakit, saya tidak ingat. Sepertinya sih, saya - karena yang saya ingat waktu itu saya mengambil cuti dari kantor. Ekspresi wajah kita happy semua ya, gak kelihatan lagi di rumah sakit. Mungkin karena ditemani ibu dan bapak - dan Dea yg kenapa ya, koq ikut-ikut aja bukannya sekolah hihihi... Jadi hatinya tenang gak stress. Bapak juga kelihatan happy banget, pipinya tembem :)
Oh happy day!

Selalu ingat, setiap pergi berobat, saya selalu ditemani ibu. Terakhir ditemani ibu adalah ketika periksa kehamilan Dante di klinik alm. dr.Bambang. Saat Ibu lama tinggal di RS, ibu masih meminta tolong Dea untuk menemani saya periksa kandungan ke dr. Bambang. Karena Bapak menemani ibu di RS, sedangkan Pop - karena bekerja - baru bisa datang ke Bandung saat weekend. Saya ingat, malam itu, Dea yang besoknya akan ujian, menemani saya kontrol. Saat kita lewat tukang gorengan, Pak Supir Taksi saya minta berhenti. Kita membeli sebungkus pisang goreng. Kangen sama gorengan buatan ibu. Tapi kita gak menghabiskan gorengannya, karena rasanya gak enak.

Saya tidak terlalu menyukai rumah sakit. Makanya, saya memilih klinik alm. dr. Bambang untuk periksa kandungan dan melahirkan. Karena itu pula, ibu selalu menemani saya bila harus berobat/ periksa ke RS atau ke dokter. Setelah pulang dari klinik THT misalnya, saya akan berbaring di paha ibu di deretan ke dua di mobil. Dan ibu akan mengusap-usap kepala saya, rasanya damai sekali. Dan bapak yg menyetir, sendirian di depan. Jadi kita berdua kayak majikan dan bapak kayak supir hihihi...dan sepanjang jalan ibu akan cekikikan menertawakan bapak yang berisik mempertanyakan kenapa juga saya harus baringan padahal kan cuma dibersihin aja kupingnya. hahaha...

Pernah juga saat saya di-cauter karena ada luka setitik di jari telunjuk. Lukanya keciiiil banget, sepertinya ketusuk duri. tapi darahnya gak mau berhenti, keluar terus walaupun sedikit. Jadinya, lukanya harus dibakar oleh dokter kulit. Jari telunjuknya dibius, jadi gak sakit sih sebenarnya. Tapi ya begitulah, saya gak mau nyetir, minta disetirin bapak dan pulangnya posisi berbaring di  paha ibu. Bapak kembali berisik karena gak nyambung aja, yg sakit jarinya tapi pakai acara baring2 segala. dan jarinya dibius pulak hahaha..
Tapi ya itu lah ibu, menenangkan sekali ada di dekatnya.

Semoga kebaikan dan keberkahan selalu menyinari ibu di alam sana ya...Aamiin..


No comments:

Post a Comment