Tuesday, December 22, 2009

Melahirkan Dante



Hari ini, 22 Desember 2009  bertepatan dengan Hari Ibu, Dante genap berusia 4 bulan.  Dan baru kali ini saya sempat menceritakan kelahiran Dante.

Jumat 21 Agustus 2009 adalah hari pertama saya menikmati cuti melahirkan. Saya sengaja mengambil cuti pada hari itu agar ada waktu sekitar satu minggu untuk mempersiapkan kelahiran Dante, juga untuk menghabiskan waktu bersama Enzo. Ya, Dante diperkirakan akan lahir pada tanggal 29 Agustus 2009. Hari itu saya begitu bersemangat, memandikan Enzo, menyuapi Enzo, membacakan cerita untuk Enzo, berjalan pagi bersama Enzo, dan menggendong Enzo  kemana-mana. Hari itu saya begitu bersemangat merapikan baju-baju kecil untuk Dante, merapikan lemari Dante dan mempersiapkan tas yang akan dibawa pada saat melahirkan nanti. Hari itu pula saya begitu bersemangat menyambut Ramadhan, shalat tarawih dan bertadarus, berbelanja malam-malam dalam rangka memasak semur daging untuk Pop.

Saya ingat, hari itu saya berganti-ganti status di Facebook, mulai dari betapa senangnya saya menyambut cuti, betapa deg-degannya saya menghadapi persalinan nanti, sampai bagimana caranya memasak semur daging. Dukungan dari teman-teman banyak saya dapatkan hari itu. Saya memang selalu bersemangat menyambut libur.

Pukul 3 dini hari, suara kentongan dan anak-anak yang berkeliling membangunkan sahur sudah terdengar, saya pun bangun untuk melanjutkan menghangatkan semur daging yang sudah dimasak semalam. Perut saya terasa mulas, saya pikir itu hanya karena saya terlalu bersemangat berolah raga, bergerak kesana-sini, dan masuk angin karena berbelanja malam-malam setelah shalat tarawih. When nature call, saya pun dengan santainya melenggang ke toilet. Tapi rasa mulas yang saya rasakan mulai mencurigakan, dan entah mengapa Pop pada saat yang sama merasa mulas juga. Akhirnya Pop mengetuk-ngetuk pintu toilet dan berkata, "ke klinik aja yuk!"

Saya bergegas menuju kamar, mengikat seluruh rambut saya, menjepit poni, mencari tas tangan, dan mengantongkan Guess for Woman Perfume Spray.  Saat Pop memanaskan mobil, saya sempat mencari-cari Vincci Sandals favorite saya. Hari itu, gaya saya benar-benar tabrak lari. Daster hijau muda bergambar sapi, sandal coklat tua, dan tas tangan berwarna putih. Gaya yang sangat tidak dianjurkan untuk melahirkan. Oh ya, saya tidak sempat memakai busana muslim dan jilbab, karena buru-buru.

Pop menyetir dengan santai, sementara saya duduk di belakang dengan gaya duduk menyamping. Anjuran dokter adalah menyamping ke kiri, agar oksigen mengalir lancar untuk si bayi. Tapi pada saat itu posisi yang nyaman untuk mengatasi rasa sakit adalah menyamping ke kanan. Kontraksi yang saya rasa semakin pendek jarak waktunya. Saya mengatur nafas, mencoba mengingat-ingat latihan nafas yang diajarkan pada saat senam hamil. Pop selalu mengingatkan agar saya  beristighfar setiap terasa kontraksi, lebih baik daripada mengaduh dan mengeluh.

Begitu sampai di klinik, Pak Satpam sudah siap siaga menyambut saya dengan kursi rodanya. Awalnya, saya berlari mendahului kursi roda, jadi Pak Satpam berlari mengejar-ngejar saya. Bila tidak disertai kontraksi, mungkin saya sudah tertawa melihat kejadian itu.  Tampak seperti kejadian di film Warkop Dono Kasino Indro, saya pun berhenti dan duduk (di)manis(-maniskan) di kursi roda, didorong oleh Pak Satpam yang baik menuju ruang tindakan.

Sesampainya di ruang tindakan, saya langsung berbaring. Para bidan jaga dengan siaga memeriksa tekanan darah, ukuran perut, pembukaan pada vagina, dll. Gak lama kemudian, ketuban saya pecah dan saya diizinkan untuk mengejan bila terasa kontraksi. Kebetulan, bidan jaga yang menangani persalinan saat itu adalah instruktur senam hamil saya, jadi dengan mudah dia membimbing saya untuk menjalani persalinan. Kejadiannya begitu cepat, Pop baru selesai memarkirkan mobil dan masih berada di meja pendaftaran mengisi data pasien ketika tangisan keras Dante terdengar.Bidan lain yang berada di dekat Pop berkata, "Pak, selamat ya, bayinya laki-laki".

Melahirkan tanpa pendamping agak kurang seru, however, saya sangat-sangat bersyukur diberi kemudahan seperti itu.

22 Agustus 2009, Pukul 03.42 Dante lahir, putih, bersih, mengintip-intip mencuri pandang pada saya. Saat IMD dilakukan, kami berpandang-pandangan. Rasanya senaaaang sekali akhirnya bisa melihat bayi kecil yang dinanti-nantikan selama 9 bulan terakhir ini.  Tak lama, adzan Shubuh terdengar, dan setelah itu Pop mengumandangkan adzan pula untuk Dante.

Saat itu saya berbisik pada Dante: Terima kasih ya sayang, untuk menjadikan semua ini mudah dan menyenangkan, untuk menyadarkan mama bahwa melahirkan itu indah.


Note: 
-Tentang IMD/ELO (Inisiasi Menyusu Dini/Early Latch On akan dibahas di sessi yang lain :)


-Melahirkan Dante telah di publish di The Urban Mama pada hari ibu 22 December 2009.


2 comments:

  1. *wipe tears*

    mengharukan sekali mba ceritanya, kalo boleh tanya, sehari2 ngapain aja ya? maksudnya aktivitas selama kehamilan.. apakah banyak kegiatan atau tidak? saya sedikit curiga, kehamilan secara caesar karna tidak ada kontraksi yang saya alami adalah karena saya kurang gerak...

    thank you for sharing :)

    ReplyDelete
  2. erina,
    saat itu saya masih berstatus sbg working mom. bekerja kantoran: berangkat pagi pukul 7.30 dan pulang sampai ke rumah rata2 di atas jam 7 malam. pekerjaan saya saat itu memang tidak bisa pulang tenggo, jam 4 teng langsung go..tetap ada pekerjaan2 rutin yg hrs dilakukan setelah pukul 4 sore.
    pekerjaannya banyak duduk, tapi bbrp jam sekali saya jalan2..ke toilet, atau ke kubikel teman (buat nyomot2 camilan hehe..).
    pulang kantorpun, bila memang tdk ada rencana lembur, saya gak bawa kendaraan, dan jarak gedung dgn gerbang itu cukup jauh, jadi saya bisa jalan kaki. setiap weekend, saya jalan pagi. dan setiap rabu malam pulang kantor saya berenang di club (wajib dari kantor). sebulan 2 kali juga ada program senam pagi di kantor, jadi lumayan lah, jd agak seimbang, ga terlalu banyak duduk. err..pd dasarnya saya memang gak bisa diem sih..bosen kalo duduk melulu :D
    lalu, kalau shalat, gerakannya bener2 dihayati, krn gerakannya kan spt yoga/ senam hamil gitu ya..jd gak pegel. trus apa lagi yaa..pas masuk bulan ke-8 ikutan senam hamil seminggu sekali di RS Bersalin. lagi pula ini kan kehamilan ke-2, jadi mungkin mmg lbh mudah.
    semoga membantu ya, erina :)

    ReplyDelete