Dulu, bila mendengar istilah ‘grocery shopping’ yang terbayang adalah ‘cape dehh…’ :) Membayangkan saya mendorong-dorong trolley yang besar, melewati lorong-lorong yang lebar, dihampiri Mbak-mbak SPG yang dengan keukeuhnya menawarkan berbagai macam produk, mengantre lama di cashier, dan mendengarkan suara music yang nonstop diputar dengan volume keras diselingi pengumuman harga promo memang membuat saya malas berbelanja. Hypermarket di Bandung memang selalu ‘seru’, full music dan berisik; kadang saya memimpikan Hypermarket seperti di film-film, yang hanya memutar music jazz mengalun sehingga pengumuman harga promo yang disampaikan pihak store terdengar jelas dan menyenangkan hati.
Karena itulah, saya dan Pop sering mengajak Enzo untuk menemani kami berbelanja. Bagi sebagian orang, membawa anak kecil untuk berbelanja itu merepotkan, tapi bagi kami justru menyenangkan. Enzo senang sekali bila kami ajak berbelanja. Dan kami lebih senang mendengarkan celotehnya dan mengobrol bersamanya daripada mendengarkan music hingar bingar yang diputar di hypermarket.
Agar kegiatan belanja menyenangkan, ada beberapa hal yang selalu kami perhatikan:
1. Berbelanja di pagi hari
Kami semua masih segar dan bersemangat, jalanan pun belum terlalu padat. Hypermarket baru saja dibuka, dan pengunjung belum terlalu banyak.
2. Membuat daftar belanjaan
Kami selalu membuat daftar belanjaan agar tidak ‘out lap’ dan tidak lupa membeli barang kebutuhan yang penting.
3. Makan dulu sebelum pergi berbelanja
Makan pagi secukupnya dan membawa bekal minum dari rumah. Kalau perut belum diisi, acara belanja akan tertunda dengan acara makan atau porsi belanja produk makanan dan minuman akan lebih banyak dari yang diperlukan.
4. Memakai pakaian dan alas kaki yang nyaman
Hypermarket adalah tempat yang dingin dan luas. Enzo selalu memakai cap yang menutupi telinganya, karena bila kedinginan hidungnya pasti meler.
Enzo akan bosan berlama-lama duduk di trolley, setelah 10 menit Enzo akan minta turun. Enzo akan ikut-ikutan mendorong trolley, berlari-lari mengitari setiap lorong, dan bersembunyi dibalik rak-rak. Kami dan Enzo perlu alas kaki yang nyaman untuk berlari-lari :)
5. Stimulasi
Produk yang dijual di hypermarket bisa dijadikan stimulator buat Enzo. Kadang kami meminta bantuannya untuk membawakan buah-buahan atau sayuran yang akan ditimbang, dan Enzo senang sekali dapat membantu. Mengenal buah-buahan, sayuran, dan ikan menyenangkan baginya. Yang jelas, saat melewati lorong peralatan elektronik dan produk pecah belah Enzo harus tetap berada di atas trolley.
6. Kerja sama dan bersenang-senang
Beberapa hypermarket menyediakan arena bermain. Saat Pop berbelanja (biasanya lorong pertama hypermarket adalah lorong produk elektronik dan pecah belah) saya menemani Enzo bermain. Setelah sekitar 5-10 menit saya masuk dan membawa satu trolley lagi. Saya akan langsung menuju lorong paling ujung (tempat buah-buahan, sayuran dan ikan), dan biasanya saya dan Pop akan bertemu di lorong tengah (tempat camilan dan peralatan mandi). Lalu kami akan langsung mengantre di cashier yang lebih pendek antriannya (biasanya cashier paling ujung dekat pintu masuk antriannya lebih pendek).
Biasanya, setelah lelah berlari-lari Enzo akan tertidur saat perjalanan pulang. Walaupun lelah, selalu ada perasaan puas melihat wajahnya yang tertidur pulas. Senang rasanya bisa menjalankan tugas berbelanja sekaligus meluangkan waktu bersama Enzo.
Sekarang bila mendengar istilah ‘grocery shopping’, kata-kata yang terlintas di pikiran saya adalah ‘capeeek… tapi seneeeng…’
No comments:
Post a Comment