MANUSIAKU
Aku mengenalmu
Dari balik dinding maya
“Siapa kamu?”, kalimat pertamaku
Jawab yang seharusnya tidak perlu diungkap
Jawab yang akan datang bersama sang kala
Tapi kau menjawabnya
“Aku manusia. Tidak kurang, tidak lebih.”
Jawaban itu tak pernah salah
Sampai kini
Aku mengenalmu
Kau sangat manusia
Kau buat aku menjadi manusia
Rapuh, gelisah, hancur, binasa
Degup itu datang
Lebih dari cinta kurasa
Lebih dalam dari pertautan seorang ibu dan anaknya
Tak bisa kutolak dan tak mau kutolak
Indah, bagai udara di taman surgawi
Di gurun terpanas
Di laut terbuas
Kau beri aku nafas
Kau beri aku saraf
Manusiaku,
Kurasa, cinta sang dewa pun tak sebanding untukmu
TH. (Citeureup, 6 Juli 2006)
No comments:
Post a Comment