Sering ya, ketika anak sedang ada temannya tapi malah asyik sendiri main gadget, atau tidur-tiduran sambil mainin boneka atau mobil-mobilan, kita (kiitaa? Saya doang, kali) maksa-maksa agar dia mainnya harus berinteraksi sama temannya?
"Temannya ajak main dong! Kok kamu malah tidur-tiduran? Ayo ngobrol dong!"
Iya itu saya yang sering begitu sama anak-anak. Memang pada dasarnya merrka anak-anak penurut yang takut jika Mama marah, makanya mereka nurut jadi main bareng tapi males-malesan 🤗
Ternyata, saya salah lho 😂
Di event #10TahunLiburanAnak 7 Desember 2019 lalu di @mulaindonesia, dalam fun workshop & interactive talkshow bersama Kak Irma Gustiana A, M.Psi., Psi. (@ayankirma), seorang Child Psychologist dari @ruangtumbuh.id, kita diajak belajar berkomunikasi dengan anak melalui bermain.
Bermain sama dengan healing. Bermain yang sehat membantu anak untuk tumbuh dan berkembang sebahagia mungkin dan mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan hidup sebaik mungkin (Vanfleet).
Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan untuk mendapatkan kepuasan dan tanpa target (contohnya bukan untuk mendapatkan uang atau penghargaan). Bermain melibatkan emosi-emosi positif, mengutamakan fleksibilitas, lebih menekan pada proses daripada hasil, bebas memilih dan memiliki kualitas pura-pura dan ternyata ada 16 types of play yang perlu kita ketahui (Bob Hughes). Salah satunya ya bermain sendiri sambil tidur-tiduran tadi. Jadi kalau nanti lihat anak asyik sendiri, selama aman dan tidak berbahaya, tidak perlu dipaksa-paksa supaya main bareng ya 🤗
It is a happy talent to know how to play. Terima kasih banyak undangannya, Kak @febiesamatha dari @ruangtumbuh.id.
Selamat ulang tahun ke-10 untuk @liburananak! Semoga makin kece dengan aplikasi terbarunya yang sudah bisa didownload di playstore ❤